Selamat Datang


widget
Sasuke's Mangekyō Sharingan

Senin, 02 Juni 2014

Materi Diksi dan Gaya Bahasa


Diksi

Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Diksi bukan hanya sekedar memilih yang tepat tetapi untuk menentukan kata mana yang cocok digunakan dalam kalimat yang maknanya tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diakui masyarakat.


1. Fungsi Diksi

Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benardan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikanolehpembicara atau penulis.
Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi,resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar ataupembaca.

2. Syarat syarat Diksi

Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat.
Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri.
Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat.
Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat.
Menggunakan dengan cermat kata yang bersinonim, berhomofon, dan berhomografi.
Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.
Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindaripemakaian kata-kata slang .
Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusussaja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis danpembicara mempergunakan kata-kata popular.

3. Ketepatan pemilihan kata terdiri dari beberapa pilihan kata yaitu:

Denotatif & Konotatif
Denotatif adalah makna wajar yang sesuai dengan apa adanya.Contohnya : makan bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.

Konotatif adalah makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Makna konotatif tidak tetap.


Contohnya : Denotatif : Kamar kecil mengacu pada kamar yang kecil
Konotatif : kamar kecil berarti jamban.

Kata umum & Kata Khusus
Umum : Kata yang cakupan maknanya lebih luas atau disebut hipernim.
Khusus : Kata yang cakupan maknanya lebih sempit atau terbatas atau disebut hiponim.

Contohnya :
Kata umum : melihat.
Kata khusus : menyaksikan, meneliti, memeriksa, menonton, melirik, melotot.

Sinonim, Homofon, & Homograf
Sinonim : Kata-kata yang mempunyai makna yang sama atau mirip.
Homofon : Kelompok kata yang mempunyai kesamaan bunyi, tetapi tulisan berbeda dan maknanya pun berbeda.
Homograf : Kelompok kata yang mempunyai kesamaan huruf tetapi pengucapannya berbeda dan maknanya berbeda.

Contohnya :
Sinonim : muka, paras, wajah, tampang.
Homofon : Bank (tempat menyimpan uang), Bang (kakak).
Homograf : apel (buah) dan apel (upacara).

Kata Konkrit & Kata Abstrak
Kata Konkrit : Kata yang acuannya semakin mudah diserap oleh panca indra.
Kata Abstrak : Kata tidak mudah diserap pancaindra.

Contohnya :
Kata Konkrit : lemari, kursi, mobil, tampan
Kata Abstrak : kebijakan, usulan, khayalan, impian.

Jargon & Slang
Jargon : Kata-kata yang digunakan secara terbatas dalam bidang ilmu, profesi, atau kelompok.
Slang : Kata-kata yang tidak baku yang dibentuk secara khas sebagai cetusan keinginan untuk tampil beda, jika telah usang akan muncul kata-kata baru.

Contohnya :Jargon : sikon (situasi dan kondisi), dok (dokter)
Slang : ciyus, miyapah, kamseupay



Gaya Bahasa

Gaya bahasa atau majas adalah penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan maksud tertentu. Gaya bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam karya sastra atau dalam berbicara.


Majas dapat digolongkan sebagai berikut :

A. Majas perbandingan
B. Majas pertentangan
C. Majas pertautan
D. Majas penegasan

A. Majas Perbandingan

Majas perbandingan adalah majas yang membandingkan antara kedua hal atau lebih.
Majas perbandingan terdiri dari 4 jenis, yaitu :

1). Majas Perumpamaan (simile)
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berkaitan dan yang sengaja dianggap sama. Perumpamaan tersebut dinyatakan dengan kata seperti, bak, bagai, ibarat, penaka, sepantun, laksana, umpama.
Contoh : Sifat kedua orang itu seperti langit dan bumi

2). Metafora
Metafora yaitu majas yang berupa kiasan persamaan antara benda yang diganti namanya dengan benda yang menggantinya.
Contoh : Peristiwa pertempuran Surabaya mengakibatkan banyak bunga bangsa kita gugur.

3). Personifikasi
Personifikasi adalah majas perbandingan yang menuliskan benda-benda mati menjadi seolah-olah hidup, dapat berbuat, atau bergerak.
Contoh :Banjir besar telah menelan seluruh harta penduduk.

4). Alegori
Alegori pada umumnya menganding sifat-sifat moral manusia. 
Contohnya : Mendayung bahtera rumah tangga.


B. Majas pertentangan

Majas pertentangan adalah majas yang membandingkan kedua hal yang bersifat bertentangan. Majas pertentangan terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya :

1). Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan. 
Contohnya : Suaranya menggelegar membelah angkasa.

2). Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan kebalikan daripada hiperbola, yaitu menyatakan sesuatu dengan memperkecil atau memperhalus keadaan. Majas litotes disebut juga hiperbola negatif. 
Contohnya : Suaranya menggelegar membelah angkasa.

3). Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang berlawanan atau bertentangan, dengan maksud menyindir. Ironi disebut juga majas sindiran. 
Contohnya : Kau memang pandai, mengerjakan soal itu tak satupun ada yang betul.

4). Oksimoron
Oksimoron adalah pengungkapan yang mengandung pendirian/pendapat terhadap sesuatu yang mengandung hal-hal yang bertentangan. 
Contohnya : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis.

5). Paradoks
Paradoks adalah pengungkapan terhadap suatu kenyataan yang seolah-olah bertentangan, tetapi mengandung kebenaran. 
Contohnya : Memang hidupnya mewah, mempunyai mobil, rumahnya besar, tetapi mereka tidak berbahagia.

6). Kontradiksio
Kontradiksio adalah pengungkapan yang memperlihatkan pertentangan dengan yang sudah dikatakan lebih dulu sebagai pengecualian. 
Contohnya : Sebenarnya semua saudaranya, yang dulu-dulu pandai,hanya dia sendiri yang bodoh. Mungkin saja karena malasnya.

C. Majas pertautan

Majas Pertautan adalah majas yang menautkan suatu hal dengan hal lain. Majas pertautan dibagi atas beberapa majas, diantaranya :

1). Antonomasia
Antonomasia adalah penyebutan terhadap seseorang berdasarkan ciri khusus yang dimilikinya. 
Contohnya : Biar si gendut saja nanti yang menghadapinya.

2). Metonimia
Majas metonimia ialah majas yang memakan nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang, atau hal sebagai penggantinya. 
Contohnya : Ayah pulang dari singapur naik garuda.

3). Alusio (KILATAN)
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau hal dengan menggunakan peribahasa yang sudah umum ataupun mempergunakan sampiran pantun yang isinya sudah dimaklumi. Majas ini disebut juga majas kilatan. 
Contohnya : Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.

4). Eufemisme
Eufemisme ialah majas yang merupakan ungkapan halus sebagai ungkapan yang dirasakan kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan. Tujuan menggunakan majas eufemisme ialah menjaga perasaan orang yang kita ajak bicara agar orang itu tidak tersinggung ataupun sakit hati. 
Contohnya : Semoga arwah para pahlawan yang telah mendahului kitaditerima di sisi Tuhan.

6). Sinekdoke
Sinekdoke ialah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdoke dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pars pro toto dan totem pro parte.
Pars pro toto ialah majas yang menggunakan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan. 
Totem pro parte ialah majas yang menggunakan nama keseluruhan sebagai pengganti nama bagian. 
Contohnya :
Pars pro toto : Setiap kepala mendapatkan hadiah Rp 100.000,00.
Totem pro parte : Pertandingan sepakbola kemarin Indonesia mengalahkan Malaysia 2-1.


D. Majas penegasan

Majas penegasan adalah majas yang terdapat pengulangan kata yang bermaksud untuk menegaskan. Majas Perulangan terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya :

1). Repetisi
Repitisi ialah majas yang berupa pengulangan kata atau kelompok kata yang sama, dengan maksud menarik perhatian atau lebih menegaskan. 
Contohnya : Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.

2). Anafora
Anafora ialah majas yang berupa pengulangan kata atau frase pada awal kalimat atau penggalan kalimat yang disusun secara berurutan untuk lebih menegaskan. 
Contohnya : Dengan giat belajar, kalian dapat mengambil jurusan yang diinginkan. Dengan giat belajar, nilai-nilai kalian akan memusakan. 
Dengan giat belajar, kalian dapat mencapai cita-cita yang diinginkan.

3). Paralelisme
Paralelisme adalah perulangan kata sebagai penegasan yang biasanya ada di dalam puisi. 
Contohnya : Cinta adalah pengertian, Cinta adalah kesetiaan, Cinta adalah rela berkorban.

4). Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat menggunakan kata bersinonim dengan maksud menegaskan. 
Contohnya : Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.

5). Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah. 
Contohnya : Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?

6). Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut dan makin lama makin meningkat. 
Contohnya :Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presidensekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.

7). Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut yang makin lama menurun. 
Contohnya :Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar